• Home
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Buah Pikir
  • Medan
  • Tentang saya

Tag Archives: Photography

TIGA PULUH MENIT DI SAMUDERA HINDIA

10 Minggu Feb 2019

Posted by Arman in Home, Perjalanan

≈ Tinggalkan komentar

Tag

aceh singkil, berpetualang, island hopping, petualangan, Photography, pulau banyak, samudera hindia, travelling

Pagi itu mendung, mentari malu-malu menampakkan diri di cakrawala. Rumput basah sisa hujan tadi malam bercampur dengan embun. Wangi lautan mendominasi udara yang masuk kedalam kerongkongan. Satu persatu teman-teman mulai terjaga dari mimpinya. Aku sempat berkeliling disekitar rumah tempat kami menginap. Beberapa anak kecil mengenakan seragam pramuka dan segera pergi kesekolah.

Pulau bank, Fujifilm xpro2
Bersiap ke sekolah (Fujifilm Xpro2/14 mm f2.8)

Persiapan hari ini kami mulai dengan sarapan disebuah warung. Rencana disusun ulang dari situ.  Island hopping menggunakan perahu menjadi kegiatan wajib buat pengunjung. Mengingat jumlah pulau yang mencapai 99 buah baik yang dihuni atau kosong tak berpenghuni, membuat berkunjung kebeberapa pulau saja menjadi pilihan realistis

Pulau banyak, garasi kata,fujifilm xpro2
Menuju dermaga (Fujifilm Xpro2/14 mm f 2.8)

Selesai sarapan, gerimis kembali turun. Sementara tekong yang akan membawa kami tak nampak batang hidungnya. Kami hanya berdiam diri ditepi dermaga, menunggu tanpa kejelasan. Aku sendiri menyempatkan diri berbincang dengan seorang bapak yang berprofesi sebagai nelayan.

Pulau banyak
Sebelum naik perahu (Fujifilm Xpro2/14 mm f 2.8)
Pulau banyak
Menjahit jaring (Fujifilm Xpro2/14 mm f 2.8)

Ketika hujan mulai reda tapi tekong tak juga tiba. Sepertinya ia enggan berangkat. Beberapa perahu bermesin tempel yang membawa kelompok pengunjung lain sudah bergerak. Cuaca mulai terang,  namun diujung langit  nampak awan hitam bergelayutan.

Perlengkapan kami Sudah  tersusun rapi dalam perahu, ditutup plastik agar tak basah. Rencananya pulau pertama yang akan kami kunjungi adalah pulau Sikandang sementara pulau terakhir pulau Palambak yang sekaligus menjadi tempat kami bermalam.

Ketika yang ditunggu tiba kami memulai perjalanan. Walaupun langit kadang  masih mendung dan sesekali turun hujan gerimis. Tapi air laut yang jernih menampakkan dasarnya, membuat hati tak henti-henti berdecak kagum. Tiapkali gelombang datang, teman-teman seperti anak kecil berteriak senang. Tak terasa satu jam berlalu, berlahan boat merapat ke bibir pantai.

Pulau Sikandang memiliki garis pantai yang cukup panjang dengan pasir putih berkilau bak mutiara. Tak ada penduduk yang menetap di pulau ini kecuali hanya beberapa penginapan dari kayu yang nampak sederhana. Tamu- tamu asing berkulit putih, berambut pirang  dan nyaris tak berbusana duduk santai menikmati suasana yang mungkin akan sulit didapat di negara tempat asalnya. Ada juga sebuah warung kecil yang dijaga oleh laki-laki paruh baya  dengan barang dagangan seadanya. Laki-laki yang Nampak sekali kesepian karena tak ada teman berbagi cerita. Ia sempat berkisah tentang masa lalunya yang bergelimang uang dan harta. Karena luka hati akhirnya ia memutuskan untuk berdiam menyepi ditengah samudera. 

Pulau banyak
Pulau Sikandang (Fujifilm Xpro2/14 mm f 2.8)

Tak terlalu lama disini, kami kembali ke perahu menuju perhentian berikutnya. Seiring jabatan tangan dari sang penjaga warung, kami meninggalkan pulau Sikandang. 

sikandang
Mendung (iPhone X)
sikandang
Bawah air (Gopro Hero 4)
Sikandang
Bermain (iPhone X)

Hanya sepuluh menit, mesin perahu kembali  dimatikan dan jangkar dilempar.  Dari permukaan kami melihat panorama tak biasa dibawah air. Terumbu karang dan ikan warna-warni bebas berkeliaran.

Aku melompat dari perahu masuk kedalam air. Sayangnya cuaca memang tak mau kompromi. Arus  deras membuat tubuhku terseret menjauhi perahu. Aku mencoba menahan arus dengan berpijak diatas karang. Tajam karang merobek kulit dan menembus daging menyebabkan rasa nyeri. Aku berenang kembali mendekati perahu. Nafasku hampir habis sewaktu berhasil naik dan terduduk di geladak. 

Sikandang
Penjaga (iPhone X)

Ku putuskan tak lagi turun, kaki masih saja mengeluarkan darah, sementara peralatan P3K ada didalam tas yang tak mungkin dibuka. Hujan kembali turun dan langit semakin redup. Aku yang awalnya cukup sabar menunggu teman-temanku akhirnya berteriak meminta mereka  semua untuk naik ke perahu .

Suasana  berubah menjadi gelap. Lautan yang awalnya hijau kebiruan berubah menjadi hitam pekat. Gelombang besar datang silih berganti. Wajah-wajah ceria sekarang menjadi pucat pasi. Nampak dari samping gelombang setinggi 3 meter datang perlahan menghampiri, siap menghantam lambung kapal dan menumpahkan isinya. Jantungku berdebar tak beraturan. Ayat suci bergemuruh didalam hati. Satu hantaman saja akan membuat semua cerita ini berakhir didasar samudera.

Pulau banyak
Waktu badai reda (Gopro hero 4)

Sejurus kemudian, tekong menikung tajam, meliuk-liuk diantara gelombang. Sesekali perahu  merangkak naik kepuncak gelombang, lalu mesin  dipelankan. Perahu terhempas kembali kedasar gelombang. Allahakbar…. Allahuakbar, hanya kata itu yang berulang-ulang terucap pelan. 

Kali ini kami  selamat dari gelombang besar, tapi seolah tak mau berhenti, gelombang datang silih berganti. Tanpa sadar tanganku menggenggam erat sisi perahu, seakan-akan menjadi pegangan yang akan menyelamatkan . Wajah-wajah dibelakangku tak kalah tegang. Meski aku tak tahu persis apa yang berkecamuk dikepala mereka, tapi bisa dipastikan keadaan mereka tak lebih baik daripada aku.

Hanya wajah tekong yang nampak tenang. Ia membakar rokok dan menghisap dalam-dalam. Matanya  awas melihat kekiri dan kanan. Tak nampak raut tegang diwajahnya. Mungkin hanya itu alasanku untuk yakin bahwa kami akan selamat sampai kedaratan

Pulau banyak
Terdampar (Fujifil Xpro2/14 mm f 2.8)
Pulau banyak
Tanpa nama (Fujifil Xpro2/14 mm f 2.8)

Perlahan gelombang mulai mengecil. Tiga puluh menit yang sangat mencekam baru saja kami lewati. Sebuah pulau yang sampai sekarang aku tak tahu namanya sudah dekat didepan mata. Saat dasar perahu tertumbuk ke pasir. Kami berhamburan ke daratan dan meluapkan semua emosi disana.

Pulau banyak
Terdampar (Fujifilm Xpro 2/14 mm f 2.8)
Pulau banyak
Terdampar (Fujifil Xpro 2/14 mm f 2.8)

Gila…! Itu komentar pertama yang aku dengar dari setiap orang yang mendengar cerita kami. Bahkan penduduk lokal tak akan berani ke pulau Sikandang dengan cuaca seperti tadi. Tapi waktu mereka diberitahu siapa nakhoda perahu kami, mereka balik memuji. “Hantu laut” itu julukannya.

Ketika hati mulai tenang, kami kembali ke perahu dan berlabuh ke pulau Panjang yang hanya 15 menit dari tempat kami terdampar

Kami akan memutuskan kelanjutan cerita ini dari sana. .

TAMAN BATU DARI UTARA

16 Rabu Jan 2019

Posted by Arman in Home, Perjalanan

≈ Tinggalkan komentar

Tag

alif stone park, blogger, Indonesia, kepulauan riau, natuna, Photography, ranai, taman batu, travel blogger, traveling

Awalnya aku mengira hanya Belitong yang memiliki pantai dengan batuan besar. Pada kenyataannya pulau Natuna Besar juga menyimpan pesona yang tak kalah cantiknya. Lokasinya sendiri tak jauh dari Ranai, ibukota kabupaten Natuna. Pantai dipenuhi batu  dalam ukuran raksasa yang sampai sekarang masih menjadi misteri  proses pembentukannya. Taman batu Alif Stone Park bagai benteng raksasa yang melindungi pantai dari serbuan ombak yang tak henti-hentinya. Nama Alif stone park sendiri konon berasal dari batuan yang menonjol seperti huruf alif dalam bahasa Arab. Dilokasi ini juga terdapat rangka ikan paus yang menjadi salah satu daya tarik saat berkunjung.

Natuna
Bibir pantai dilihat dari ketinggian

Natuna
Salah satu pemandangan di pulau Natuna

Natuna
Nama Alif stone park sendiri konon berasal dari batu-batu yang menonjol seperti huruf alif dalam bahasa Arab. Dilokasi ini juga terdapat rangka ikan paus yang menjadi salah satu daya tarik saat berkunjung ke tempat ini.

natuna
Batuan dengan ukuran raksasa di taman batu Alif stone park

Pemandangan di salah satu sisi taman batu Alif stone park

AKU DAN BAYANGAN

12 Minggu Mar 2017

Posted by Arman in Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

Tag

black and white photography, fotografi hitam putih, hitam putih, monochrome, Photography, poetry

Bali

Dreamland Bali (Fujifilm XT1, lensa Fujinon 14 mm f 2.8)

Aku berdiri membelakangi cahaya dan  berbincang dengan bayangan. Dengan lembut dia mengucapkan janji untuk selalu setia berjalan disisiku. Meski lembut dia tegas dan berkata “tepat jam dua belas, aku akan pergi meninggalkanmu”

3.561490
98.619952

TUAN DAN NYONYA

12 Minggu Mar 2017

Posted by Arman in Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Analog Camera, blogger, kamera film, leica copy, Photography, poetry, Rangefinder, Zorki 4

kebaya nyonya

Kebaya nyonya di Tjong Afie Mansion Medan (Zorki 4 /Leica copy, lensa Industar 52 mm f 2.8)

Di pagi hari tuan bertanya, mengapa langit tampak begitu muram? Dengan wajah kusut nyonya menjawab, dia muram karena engkau tak pernah mengetuk pintunya.

 

3.571289
98.638876

SUDUT PANDANG

11 Sabtu Mar 2017

Posted by Arman in Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

Tag

black and white photography, blogger, monochrome, Photography, sudut pandang

fujifilm xpro 2

Sudut pandang (Fujifilm Xpro2, lensa Fujinon 35 mm f2)

Semua peristiwa akan memberikan sebuah makna. Sudut pandanglah yang membuat maknanya berbeda untuk  setiap orang.

Walaupun banyak sekali dimensi dari peristiwa itu sendiri, yang paling mudah membaginya menjadi sisi positif dan negatif.

Seburuk apapun peristiwa yang menimpa kita pasti memiliki sisi positif  dan cobalah selalu melihat dari sudut itu. Karena mungkin kita akan menemukan sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

3.578865
98.657008

Gambar

BELAJAR IKHLAS DARI SEEKOR KUCING

21 Senin Nov 2016

Tag

belajar ikhlas, cat, kucing, kucing rumah, Photography

kucing

Fujifilm Xpro 2 lensa manual Minolta MD 45 mm f 2

Memberi makan kucing yang datang menghampirimu dimana pada saat yang sama kamu tau bahwa hewan ini tak akan bisa membalasnya. Itu akan mengajarkanmu tentang arti memberi dengan penuh keikhlasan

3.599671
98.674068

Posted by Arman | Filed under Galleri, Home

≈ 1 Komentar

Gambar

PASAR

16 Minggu Okt 2016

Tag

batam, Braun SR 2000, kamera slr 35 mm, kepulauan riau, pasar jodoh, Photography

pasar induk jodoh

Pasar Jodoh, Kota Batam (Kamera SLR Braun SR 2000 film Fuji Superia Asa 200)

Pasar — Jika ingin melihat kehidupan di satu tempat, maka kunjungilah pasar. Disitu akan dapat kita lihat semua karakter asli orang-orang, tak peduli apapun profesi dan latar belakang sosialnya.

3.582453
98.643069

Posted by Arman | Filed under Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

Gambar

ISTANA MAIMUN

12 Rabu Okt 2016

Tag

Analog Camera, Indonesia, istana maimoon, istana maimun, istana terindah di indonesia, kerajaan melayu, kodak colorplus asa 200, Medan, Photography, sumatera utara, warisan melayu

istana maimun medan

Kamera RF Zorki 4/Lensa Industar (LTM) 53 mm f 2.8, Film Kodak Colorplus asa 200

Istana Maimun — Berdiri megah di jalan Brigjen Katamso Medan, tak jauh dari Masjid Raya Al Mahsun dan kolam Sri Deli.Istana ini menjadi simbol kebesaran dari kesultanan  Deli dimasa lalu. Dibangun oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alam  tahun  1891,  istana yang memiliki arsitektur unik bergaya campuran Melayu, Arab, India, Spanyol dan Italia ini didominasi  warna kuning sebagai ciri khas dari kesultanan melayu itu sendiri dan dinobatkan sebagai salah satu istana terindah di Indonesia.

3.562616
98.625173

Posted by Arman | Filed under Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

TANGKAHAN, GERBANG SURGA TERSEMBUNYI DI BELANTARA SUMATERA

03 Senin Okt 2016

Posted by Arman in Home, Perjalanan

≈ Tinggalkan komentar

Tag

gajah sumatera, hidden paradise, hutan hujan tropis, hutan sumatera, Indonesia, langkat, pariwisata sumatera utara, Photography, tangkahan, tngl, travel, travelling

 

Hanya  129 km dari kota Medan,  dan secara teori seharusnya jarak tersebut  bisa ditempuh dalam waktu 2 jam  dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Namun pada kenyataannya Tangkahan baru dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan menempuh perjalanan yang  melelahkan.  Betapa tidak, setelah melewati  kemacetan kota Medan, padatnya jalan lintas Sumatera aku dihadapkan  dengan jalan rusak dan berbatu serta perkebunan kelapa sawit dikiri kanan jalan yang membosankan. Bayangkan pohon sejenis berbaris seperti tak berujung, membuatku  memejamkan mata dan memilih tidur dalam guncangan.

imgp0702

Sungai Batang Serangan, menjadi gerbang masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) /Pentax K30, Lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7

Sampai di pemberhentian terakhir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jembatan gantung yang membentang di Sungai Batang Serangan.  Dengan panjang  lebih kurang 50 meter dan ketinggian 10 meter dari permukaan air sungai, jembatan ini hanya bisa dilewati oleh 6 orang setiap sekali melintasinya. Kelihatan agak “ringkih” dan niscaya  akan menggetarkan kaki setiap orang yang tak biasa. Apalagi orang yang memiliki phobia tertentu.  Tapi tak perlu khawatir masih ada alternatif penyeberangan lain dengan menggunakan rakit. Dengan mengeluarkan biaya Rp. 3000,- maka kita dengan aman dan nyaman sampai ke seberang.

DCIM100GOPROG0674375.

Melintasi jembatan gantung yang akan bergoyang setiap kali kaki melangkah akan menciptakan sensasi tersendiri (Gopro Hero 4)

imgp0723

Hutan yang penuh dengan tumbuhan tropis / Kamera Pentax K30, Lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7

Masih dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak, ketika hujan mendadak turun dan semakin deras. Namun kondisi itu   tak membatasi hasrat untuk cepat sampai ke penginapan. Terutama karena rasa lapar yang  memaksa cacing dalam perut  berdemontrasi menuntut haknya.

imgp0693

Beberapa bagian sungai memiliki kedalaman sampai 4 meter, mengharuskan kita berhati-hati terutama untuk yang kurang pintar berenang (Kamera pentax K30/lensa SMC Pentax 50 mm f 1,7)

Jungle Lodge,  minim fasilitas namun cukup bersih dan nyaman. Terletak di tebing pinggir Sungai, aku bisa mendengar dengan jelas deru air sungai mengalir melewati bebatuan. Dihadapanku terhampar hutan hujan tropis yang sering dijuluki pengunjung asing sebagai surga tersembunyi (hidden paradise). Bukan tanpa makna, julukan itu mengacu pada kekayaan flora dan fauna yang terdapat didalam hutan hujan tropis Sumatera yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) .  Gajah, Monyet Kedih, Orang utan Sumatera  bisa ditemukan ditengah lebat nya hutan. Atau mungkin saja  harimau Sumatera ??.  Para selebritas Indonesia dan internasional   pernah berkunjung kesini  Sebut saja aktor  Nicholas Saputra dan peraih Oscar Leonardo DiCaprio ikut berkampanye untuk penyelamatan hutan dan satwa di dalamnya.

Gajah Sumatera termasuk  hewan langka dan dilindungi menjadi icon disini.   Dikelola oleh NGO asing,  Gajah-gajah ini dirawat oleh dokter dari dari Jerman dan dilatih oleh mahout (sebutan untuk pelatih gajah). Walaupun sangat disayangkan kenapa harus orang asing ? sementara kita seperti tak peduli dengan tanah kita sendiri.  Bersama petugas  sang gajah yang sudah terlatih  melakukan patroli kedalam hutan, mereka Bertugas melindungi hutan dari manusia perusak  dan mengendalikan gajah liar yang masih tersisa supaya tidak masuk ke perkampungan penduduk.

imgp0758

Patroli gajah, menyusuri sungai dan masuk ke rimba untuk memastikan hutan selalu terjaga (Kamera Pentax K30/lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7)

Ada banyak hal unik dari satwa  ini, mereka digolongkan kedalam mamalia yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, dan  walaupun dikelompokkan  kedalam species gajah Asia, namun secara ukuran gajah Sumatera lebih kecil dibandingkan gajah India. Apalagi jika dibandingkan dengan gajah Afrika. Tapi walaupun mereka  gajah terkecil, bobot gajah dewasa bisa mencapai 6 ton. Sampai akhirnya ditemukan species gajah yang lebih kecil di hutan Kalimantan yang disebut dengan gajah mini.

Ada kepedihan, membayangkan pada suatu hari satwa ini tak ada lagi di bumi Sumatera. Perlu kepedulian semua orang untuk memastikan satwa ini tetap lestari. Karena bagaimanapun mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan yang punya hak hidup sama dengan kita (kamera Pentax K30/lensa SMC pentax 50 mm f 1.7)

g0854558

Segerombolan gajah sedang menikmati jernihnya air sungai Tangkahan (Gopro Hero 4)

Saat ini jumlah populasi gajah liar Sumatera tak lebih dari 2.500 ekor dan terus menurun setiap tahunnya, penyebabnya tentu saja karena manusia yang tak bertanggung jawab, perusakan hutan, pembukaan lahan perkebunan secara massif dan perburuan gading menjadikan hidup hewan ini selalu terancam dari waktu ke waktu.

Kesetiaan dan pengabdian mahout diantara gerombolan gajah Sumatera (Kamera Pentax K30/lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7)

Aku tersadar sewaktu gerombolan gajah masuk ke sungai, ritual harian dimana setiap jam 9.00 pagi dan jam 16.00 sore kita dapat menyaksikan gajah berendam dijernihnya air sungai.  Meskipun gajah bukan hewan yang suka air tapi aktifitas mandi perlu buat mereka. Terdapat tiga ekor anak gajah yang ikut dalam kelompok, kiranya pusat perawatan gajah di Tangkahan berhasil membiakkannya. Menurut informasi petugas, anak-anak gajah tersebut berusia 1 tahun dengan berat mencapai 200 kilogram.

Sementara sang induk dengan senang hati masuk kedalam sungai, anak gajah harus dibujuk petugas untuk mengikuti induknya.  Mungkin mereka belum terbiasa.  Pemandangan yang mengharukan ketika induk gajah dengan sukarela membaringkan dirinya di pinggir sungai, sementara para pengunjung dengan antusias menggosok tubuhnya.  Untuk  ini setiap pengunjung dipungut biaya sebesar Rp.100.000,- jumlah yang tak seberapa dibanding besarnya kebutuhan dan pengorbanan para pencinta satwa ditempat ini.

imgp0761

Seorang mahout dengan gajahnya di pinggir sungai (Kamera Pentax K 30/lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7)

 

imgp0750

Seekor induk gajah ditengah sungai (Kamera pentax K 30/lensa SMC Pentax 50 mm f 1.7)

Masih ada hal lain yang bisa dilakukan, yaitu melakukan patroli hutan, dimana pengunjung ditemani petugas menunggang gajah melakukan patroli di hutan belantara. Untuk aktifitas ini tentu saja ada biaya tambahan.  Dengan waktu yang singkat, hal itu tak mungkin kulakukan. Kembali ke penginapan, melompat dari tebing dan menikmati sejuknya air sungai menjadi pilihan terakhir sebelum meninggalkan gerbang surga ini.

“Sayangi dan lindungi hutan dan semua makhluk yang ada didalamnya !!!” 

 

 

 

 

 

 

 

3.865392
98.308844

Gambar

SUNSET DI LA LAGUNA BALI #1

01 Sabtu Okt 2016

Tag

Bali, Fujifilm XT 1, la Laguna, matahari terbenam, pelesir, Photography, sunset, traveling, wonderful indonesia

Fujifilm XT1, lensa Fujinon 14 mm f 2.8

Saat meneguk kopi  dan membiarkan hembusan angin laut menembus pori-pori. Aku menjadi saksi terbenamnya matahari di La Laguna Bali sore itu. Cahaya merahnya meninggalkan kenangan yang membekas sampai saat ini.

-8.646990
115.150378

Posted by Arman | Filed under Galleri, Home

≈ Tinggalkan komentar

← Older posts

Armansyah Putra

Medan, Indonesia
+628126046403
arman_poetra@yahoo.co.id

Instagram

Standard Chartered Singapore Marathon 2019 (SCSM), Mungkin adalah salah satu marathon terbaik dari sisi penyelenggaraan. Event yang diikuti 51.000 peserta dari 35 negara ini, sangat tertata rapi, mulai dari proses registrasi, saat event berlangsung maupun sesudahnya . . Walaupun tujuan awal datang ke Negara ini adalah untuk menyaksikan konser band legendaris U2, namun mengikuti race di salah satu kategori SCSM 2019 tetaplah menjadi pengalaman yang tak terlupakan . . #scsm2019 #singaporemarathon #itsourstorun #marathon
Singapore Marathon 2019 #scsm2019 #sgmarathon #scsm #running #livehealthierlives #sunlifexkumparan @sunlife_id @kumparancom
U2 Joshua Tree Tour 2019 #u2 #joshuatreetour2019 #singapore
Kehilangan mengajarkan tentang arti memiliki . . #hitamputih #monochrome #human
Kita tahu bahwa kita tidak tahu apa-apa. Itulah puncak kebijaksanaan manusia . . #garasikata #bwstyleoftheday #bnw_society #hitamputih

Follow me on Twitter

Twit Saya

Komentar Terbaru

Arman pada BROMO, GUNUNG PARA DEWA
doni pada BROMO, GUNUNG PARA DEWA
Bang Harlen pada PULAU BANYAK
Arman pada PULAU BANYAK
Bang Harlen pada PULAU BANYAK

Top Posts & Halaman

  • FILOSOFI GELAS KOSONG
  • BAGAN DELI, HITAM PUTIH KAMPUNG NELAYAN
  • WAKTU ISYA DI MASJID AGUNG XI'AN
  • PEMIMPIN YANG TAK KUNJUNG TIBA
  • KASET, PITA BERSUARA
  • FOUNTAIN PEN

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Batal
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie