Tag
belawan, Braun SR 2000, dermaga kayu, hitam putih, jembatan gantung bagan deli, kamera slr 35 mm, kampung nelayan, kelurahan bagan deli, kodak tri-x asa 400, Medan, nelayan tangkap, photogrphy hitam putih
Bagan Deli, Hitam Putih Kampung Nelayan —- Tak Jauh dari pusat kota Medan, tepatnya di kecamatan Belawan, Kelurahan Bagan Deli, kampung ini terkesan kumuh dan sederhana. Rumah berhimpit, dibatasi gang sempit menjadi pemandangan biasa.

Jembatan gantung yang menghubungkan daratan dengan rumah-rumah kampung diatas air

Berkunjung ke kampung Nelayan Bagan Deli pada suatu sore dengan berbekal kamera Braun SR 2000 , aku mencoba mengabadikan kehidupan warga dan merekamnya difilm 35 mm hitam putih Kodak Tri-X asa 400.

sekelompok anak dengan gembira bermain air laut bercampur sampah di sekitar rumahnya, tak ada komentarku lebih lanjut tentang foto ini
Orang-orang sering menyebut tempat ini dengan sebutan “kampung nelayan” itu karena posisinya yang berada di dekat laut dan profesi penduduknya yang sebagian besar sebagai nelayan tangkap.

Seorang ibu yang baru selesai memandikan anknya, awalnya sedikit keberatan waktu aku mau mengambil fotonya

Bagian paling menyenangkan adalah menyaksikan kelompok anak yang baru pulang dari sekolah, masa depan kampung ini ditangan mereka kelak

Menjaga adik
Rumah-rumah mereka dibangun bergaya panggung, terbuat dari kayu dan menjorok ke laut terlihat kurang teratur. Meski kurang hygienis dari sudut pandang kesehatan, namun dari sudut pandang photography menjanjikan hasil foto yang sangat menarik.

Sepeda diantara tumpukan kayu atau lebih pas disebut puing

Dua orang anak, bertelanjang dada dan kaki sedang bermain, ada kekhawatiran melihat meeka begini, karena mudah sekali benda-benda tajam menusik kaki mereka
Aku memilih duduk di pinggir dermaga kayu sambil memandang kapal lalu lalang, tiba-tiba seorang lelaki sudah berdiri disampingku. Dia bertanya maksud dan tujuanku, bercerita tentang kampung kelahirannya dan betapa sering pejabat kota datang kesini, menjanjikan perbaikan yang tak kunjung terealisasi. Aku hanya diam mendengarkan, tak ada keinginanku untuk berkomentar apalagi beropini.

Potret anak Bagan Deli
Cuaca yang bersahabat membuatku lebih bersemangat menekan shooter kamera daripada mendengarkan keluh kesahnya. Bukannya tak berempati, aku hanya merasa tak punya solusi