Tag
Setiap orang memiliki hobby. Akupun demikian, niat awalnya menjadi kolektor super car. Apa daya sampai hari ini aku tak kaya, jadi daripada gila, aku mencari benda lain yang yang lebih masuk akal untuk dikumpulkan, ditimang-timang, dibersihkan lantas disimpan untuk suatu saat dibuka kembali.
Pilihanku jatuh ke fountain pen atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan pulpen yang di adopsi dari bahasa Belanda vulfen, mengacu kepada alat tulis dengan tinta cair yang dapat diisi ulang dan memiliki komponen spesifik yang berbeda dengan alat tulis yang umumnya dikenal saat ini.
Disamping bentuknya yang cantik dan memiliki citarasa seni yang tinggi dalam pembuatannya, fountain pen bisa menghasilkan tulisan unik. Pada saat bosan, aku bisa menggunakannya untuk membuat sket gambar atau sekedar menggoreskan coretan diatas kertas
Sejarah fountain pen dimulai dari abad ke-10 pada masa khalifah Ma’ad al Mui’zz dari Mesir. Beberapa sket yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16 juga diketahui menggunakan alat yang mirip fountain pen.
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan adalah logam anti karat seperti stainless steel dan plastik. Beberapa seri premium menggunakan logam mulia, seperti seri sonnet keluaran Parker menggunakan emas untuk NIB dan beberapa bagian lainnya.
Meskipun dalam perkembangannya ditemukan rollerball pen yang lebih praktis, tapi fountain pen tetap banyak digunakan. Bahkan di Eropa kalangan muda masih gemar menggunakan alat tulis ini.
Parker, Sheafer, Pelikan dan montblanc adalah beberapa merek yang diproduksi negara di benua Eropa. Sedangkan di Asia, Jepang dan China juga memproduksi fountain pen dengan harga yang cukup terjangkau.
Berani menjadi kolektor berarti harus berani menyiapkan dana. Fountain pen memiliki rentang harga yang cukup lebar. Mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah yang dapat dibeli di toko alat-alat tulis maupun di pasar online.
Hilangkan pikiran tentang harga, karena seluruh fontain pen memiliki bagian-bagian yang sama
- NIB Bagian ujung fontain pen yang bersentuhan dengan kertas tulis terbuat dari baja tahan karat atau emas, bagian ini masih terbagi lagi berdasarkan ukuran maupun bentuk mata NIB yang disesuaikan dengan kegunaannya
- FED bagian yang menempel pada NIB, terbuat dari plastic bergerigi, bertujuan untuk menahan tinta agar tidak tumpah ke kertas
- TUBE merupakan bagian dari FED untuk menyalurkan tinta ke NIB
- TANK , tempat penyimpanan tinta (kamar tinta) dengan sistem pompa atau cadrige.
Keempat bagian tadi merupakan bagian yang pasti dimiliki oleh fountain pen apapun mereknya, sehingga dengan memahami keempat bagian tadi akan memudahkan dalam perawatannya.
Masalah umum yang sering terjadi pada saat fountain pen digunakan adalah kerusakan pada NIB, penyebabnya karena benturan (terjatuh) atau cara penggunaan yang salah. Kebiasaan menggunakan rollerball pen yang sedikit ditekan tidak bisa diaplikasikan kealat ini . Fountain pen tidak perlu ditekan karena tinta akan mengalir dengan sendirinya dari kamar tinta kemata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi.
Selanjutnya fountain pen harus dibersihkan apabila tidak digunakan dalam waktu lama, karena tinta akan membeku dan membuat saluran tinta (TUBE) menjadi tersumbat. Cara membersihkannya dengan membuka keempat bagian dari fountain pen dan cuci dengan air dingin. Jangan sekali-kali menggunakan air hangat atau air mendidih karena sifat logam yang akan memuai apabila dipanaskan, akan menimbulkan kerusakan.
Keringkan dengan menggunakan tisu kertas, untuk menyerap sisa cairan yang masih tertinggal. Letakkan ditempat yang kering atau sebaiknya disimpan di dalam kotak yang disertakan pada saat pembelian. Untuk menghindarkan gesekan yang menyebabkan fountain pen menjadi tergores.
Selain sebagai benda koleksi fountain pen juga bisa dipakai sebagai kado yang tak lekang ditelan waktu.